Saat pertama kali memiliki laptop. awalnya merasa senang. Senang .... sekali! Ternyata setelah setelah beberapa lama, rasa syukurnya mulai terkikis. Bagaimana tidak? Benda berbentuk persegi itu jadi trasa sangat berat ditenteng ke sana kemari, plus .... tidak ada fasilitas hot spotnya. Hari gini tidak bisa memanfaatkan hot spot??????? khan ujung-ujungnya menggunakan internet jadi boros.
Perasaan tidak puas terhadap si laptop mendekam sekian lama dalam benak dan sekali-kali terucap dalam curhat kepada teman. Sampai suatu hari ndilalah... kersaning Allah, laptopku hang . Teman yang pintar masalah IT cuma bisa berujar : Bisa sih, diperbaiki tetapi agak susah cari spare part untuk si laptop jadul itu. Mending beli baru. Gedubrraaaaak ..... !
Rupanya Tuhan tahu kalau saya tidak menyukai titipan rejekinya berupa laptop jaduk itu. Mungkin Dia seolah berkata : "Jika kamu tidak bersyukur, ya sudah, kuambil saja."
Kini saya sudah bisa beli laptop baru. Lebih ringan dan ada wirelessnya. Meski bulan kemarin sempat ' jatuh cinta' pada laptop yang lebih mungil berwarna ungu di sebuah toko, saya tetap membatin :
"Laptop saya sekarang masih sangat saya butuhkan. Saya masih enjoy dan berterima kasih dengan si laptop."
Wahai laptop ungu, jika hargamu sudah turun dan aku punya jatah rejeki dari Tuhan untuk membelimu, aku akan mendatangimu lagi untuk membeli. Laptop lama tetap menjadi teman baikku. Tetap kupertahankan"
Nah, itu tadi satu contoh kalau persangkaan dan ucapan adalah doa. Next time saya akan beri contoh lainnya dari teman saya sendiri.
Wasssalam
Perasaan tidak puas terhadap si laptop mendekam sekian lama dalam benak dan sekali-kali terucap dalam curhat kepada teman. Sampai suatu hari ndilalah... kersaning Allah, laptopku hang . Teman yang pintar masalah IT cuma bisa berujar : Bisa sih, diperbaiki tetapi agak susah cari spare part untuk si laptop jadul itu. Mending beli baru. Gedubrraaaaak ..... !
Rupanya Tuhan tahu kalau saya tidak menyukai titipan rejekinya berupa laptop jaduk itu. Mungkin Dia seolah berkata : "Jika kamu tidak bersyukur, ya sudah, kuambil saja."
Kini saya sudah bisa beli laptop baru. Lebih ringan dan ada wirelessnya. Meski bulan kemarin sempat ' jatuh cinta' pada laptop yang lebih mungil berwarna ungu di sebuah toko, saya tetap membatin :
"Laptop saya sekarang masih sangat saya butuhkan. Saya masih enjoy dan berterima kasih dengan si laptop."
Wahai laptop ungu, jika hargamu sudah turun dan aku punya jatah rejeki dari Tuhan untuk membelimu, aku akan mendatangimu lagi untuk membeli. Laptop lama tetap menjadi teman baikku. Tetap kupertahankan"
Nah, itu tadi satu contoh kalau persangkaan dan ucapan adalah doa. Next time saya akan beri contoh lainnya dari teman saya sendiri.
Wasssalam
Senengnya..ibu punya blog...berkunjung ke blog saya ya bu...
BalasHapus