MENJADI PAHLAWAN
Karya Ika Lavivia
Jika aku seorang pejuang kemerdekaan, pasti aku akan
menembak semua pasukan Belanda. Demi Indonesiaku. Aku akan menyelamatkan semua
orang yang disiksa. Demi Indonesiaku, majulah! Ayo kita lawan pasukan Belanda!
I love you Indonesia.
Aku juga tidak lupa
untuk beribadah kepada Tuhanku yang Maha Esa. Tidak lupa aku makan. Aku dan
teman-temanku hanya memakan ubi goreng dan singkong. Itu pun sudah hidup dengan
sehat. Kalau ingin mencari ikan di sungai akan ditangkap Belanda. Tubuhku
tinggi dan kurus, tapi aku masih kuat dan sehat.
Beberapa hari
kemudian Belanda menggedor-gedor pintu rumahku. Aku sedang tidur. Aku bangun
dan membuka pintu. Aku ditarik dan dimasukkan ke penjara.
Di sana aku
ditanyai : Apakah kamu pahlawan? ucap sang Ratu Belanda. Aku pun menjawab ; “Ya, aku
pahlawan” Aku pun akan dibantai. Lalu aku mengamuk dan marah. Aku mengatakan :
Saya tidak mau dibunuh! Lalu Ratu pun menjawab, Apa! Kamu akan saya bunuh!.
Tiba-tiba semua pahlawan datang. Terjadilah perang. Kita berperang demi
Indonesia. Kami tembak-tembakan. Belanda menyiapkan meriam yang sangat berat.
Beratnya 105 ton. Para pahlawan membuat rencana yang sangat-sangat rahasia.
Pasukan Belanda
tinggal 100 lalu tinggal 10, akhirnya sisa 1 orang. Tentara itu lari ketakutan.
Si Pahlawan pun tertawa. Kata Si Pahlawan,“ Ayo kita pesta, tapi kecil-kecilan.”
“AYO”