banner

Rabu, 25 Januari 2012

Stres


 “Kita dapat melakukan kegiatan yang menyenangkan dan bersifat positif agar kita dapat rileks, macam menulis, melukis, mendengarkan/ memainkan musik, menari, menonton televisi, berkebun, berolahraga, dan mengisi TTS”

Itu adalah cuplikan artikel sebuah majalah. Siapa sih yang tidak pernah stress? Begitu membaca rincian-rincian jenis  aktivitas yang dapat meredam stress, langsung secara saya berujar : Aha, iya, ehm!
O, rupanya banyak kegiatan yang saya lakukan secara tidak sengaja adalah pengalihan stress (tuh kan, masih bingung dengan pemilihan kata-kata sebelum stres!).  Baiklah … kita mulai kupas satu-persatu.
MENULIS, I love it. Meski tidak rutin tapi saya menikmati masa-masa menulis. Dulu saat SMA sampai kuliah sukanya bikin cerpen, dan kalau dibaca sekarang, malu juga – norak, malu-maluin. Ya namanya juga SMA, beda dong imajinasi dan idealismenya. Jadi tidak usah malu ya.  Dulu tuh, mau-maunya menulis di mesin ketik manual, padahal karangannya berlembar-lembar. Yang terbanyak cerbung sekitar belasan lembar, itupun belum kelar ceritanya, habisnya bingung membuat endingnya. Kalau sedang menulis, terdengarlah suara ketukan mesin ketikna, jrek…jrek…jrek… dengan irama dan tempo tidak jelas.
Sekarang sih, sudah memakai komputer, smooth-lah! Tidak usah takut salah tulis. Genrenya pun berbeda, lebih condong ke esai. Tidak tahu kenapa ya? Pingin sih buat cerpen bagus, kemampuan dan inspirasi belum muncul. Unek-unek lebih bisa disalurkan dalam bentuk esai. Sekarang ini, esai is the best for me.
Tunggu… ternyata sewaktu saya baca rincian tentang manfaat menulis Ternyata manfaat menulis  LUAR BIASA. Tidak terpikir sebelumnya. Menulis melatih kepekaan, menyalurkan emosi dan perasaan, serta membuat tubuh langsing. Termasuk kebiasanku (dulu sewaktu SMP) yaitu menulis kejadian tidak menyenangkan pada selembar kertas and then kita hancurkan kertas itu. Konon, emosi negatif kita ikut terbuang.
MELUKIS. Pernah tidak ya saya melakukan kegiatan ini, karena bagi saya  melukis adalah menggambar melalui media kanvas, cat minyak, serta palet. Sepertinya tidak pernah. Tapi kalau menggambar menggunakani pensil, cat air, pensil warna, krayon pasti pernah.
Sewaktu SD  hobi saya menggambar orang (perempuan cantik). Tetap saja harus diakui kemampuan saya biasa saja. Lho, bukankah yang penting  kita enjoy. Sepertinya sensasi seperti itulah yang saya rasakan. Tidak peduli meski guru menggambarku galak.
 Ilmu teori menggambar paling ban yak kudapat saat SMP.  Mulai dari membuat gradasi, warna sembur dari sikat dan sisir, memotong-motong warna, bentuk-bentuk geometris, cara menggores pensil, titik sudut, mengaplikasi pada berbagai benda, lukisan bubur kertas, mencampur warna dll. Jadi ternyata banyak sekali. Walhasil, saat SMA nilai kesenianku (menggambar) di atas rata-rata, padahal kemampuanku ya …. Terima kasih Pak Pur, guru kesenian saya nan galak dan pintar!
Sekarang baru bisa dipahami alasan saya suka mengecat, bukankah itu sama-sama menggunakan kuas dan bermain warna? Beberapa kali ganti warna dinding kamar tidur, saya kerjakan sendiri.
MENDENGARKAN/ MEMAINKAN MUSIK adalah 2 hal  yang sangat berbeda bagiku. Entah kenapa saya payah sekali memainkan alat musik, sense dan feelingnya tidak dapat juga. Tapi jangan ditanya kalau soal mendengarkan musik. Tiada hari tanpa musik.  Saya jadi teringat ucapan  seorang rekan kalau kepekaan musik kita khan tidak harus berwujud bermain alat, tetapi mendengarkan pun termasuk di dalamnya.
Mendengarkan musik untuk menyemangati diri pernah beberapa kali saya lakukan. Atau pernah juga saya sengaja menyetel musik metal keras-keras dan percaya atau tidak, saya merasa darah mengalir kencang di dalam pembuluh-pembuluh darah. Itu duluuuuuuu … sekali saat masih ABG. Sekarang sih tidak berani nekat menganggu tetangga dengan keberisikan. Takut kualat. Lebih banyak mudharatnya daripada kebaikannya.
Mungkin musik cuma pelengkap. Mungkin tidak pernah jadi aktivitas primer, namun musik membuat kita siap melakuakn aktivitas saat itu. Siang tadi bubuhannya menyetel musik dengan settinggan sound yang oke. Hasilnya : suasana lebih semarak, pikiran dan fisik lebih santai dan siap mengoreksi hasil ujian siswa.
MENARI tidak pernah ada dalam kamusku. Badan saya kaku. Tidak ada wahana serta tidak ada kewajiban yang berhubungan dengan olah seni gerak ini  membuatku jauh  dari kegiatan tari.  Yang pasti saya percaya kalau menari membuat badan bugar dan pikiran jernih.
MENONTON TELEVISI pernah menjadi sasaran utama penghilang bosan. Sekarang tidak begitu lagi excited karena 1) di rumah harus bersaing dengan ponakan, saudara, dan ipar; 2) tidak bisa bisa nonton malam padahal acara yang lumayan bagus justru malam; 3) acara-acara sekarang tidak terlalu menarik minatku. Acara fave-ku gossip, news, and music. Sekarang mah! jarang nonton televisi. Apalagi ada penelitian mengatakan jika kita terlalu sering menonton televise, kebahagiaan kita justru semakin berkurang,
BERKEBUN.  Kata orang jika tidak jarang berhasil bercocok tanam berarti orang iru bertangan panas. Jagung, cabai, rempah-rempah, dan tanaman hias pernah menjadi buah karya saya. Senang sekali menlihat sesuatu yang kita tanam berbuah atau berbunga.Meski kadang sukses, kadang tidak menanan, tapi memang enak kok menanam sesuatu dan merawatnya. Tanaman itu seolah menjadi teman yang harus kita perhatikan. Banyak keuntungannya : menghijaukan bumi, melatih tanggung jawab dan relaksasi tentunya.
BEROLAHRAGA. Setiap hari libur tiba, acara rutin saya adalah berjalan kaki, apalgi setelah pindah ke lokasi tempat tinggal yang baru. Tetangga saya cuma 3 (bakal menjadi 4). di sekeliling rumah adalah tempat terbuka. Ora et Labora.
MENGISI TTS. ini kebiasaan saya dulu. Bagaimanan tidak, setiap saat tersedia buku TTS baru di rumah. Jika habis, maka ayah saya akan membelikan buku TTS baru untuk ibu saya. Mengisi TTS membuat otak terlatih dan saran pengisi waktu yang baik daripada melamun dan bergosip,misalnya, ya khan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified