“Kita
dapat melakukan kegiatan yang menyenangkan dan bersifat positif agar kita
dapat rileks, macam menulis, melukis, mendengarkan/ memainkan musik, menari,
menonton televisi, berkebun, berolahraga, dan mengisi TTS”
Itu adalah
cuplikan artikel sebuah majalah. Siapa sih yang tidak pernah stress? Begitu
membaca rincian-rincian jenis aktivitas
yang dapat meredam stress, langsung secara saya berujar : Aha, iya, ehm!
O, rupanya
banyak kegiatan yang saya lakukan secara tidak sengaja adalah pengalihan stress
(tuh kan, masih bingung dengan pemilihan kata-kata sebelum stres!). Baiklah … kita mulai kupas satu-persatu.
MENULIS, I
love it. Meski tidak rutin tapi saya menikmati masa-masa menulis. Dulu saat SMA
sampai kuliah sukanya bikin cerpen, dan kalau dibaca sekarang, malu juga –
norak, malu-maluin. Ya namanya juga SMA, beda dong imajinasi dan idealismenya.
Jadi tidak usah malu ya. Dulu tuh,
mau-maunya menulis di mesin ketik manual, padahal karangannya berlembar-lembar.
Yang terbanyak cerbung sekitar belasan lembar, itupun belum kelar ceritanya,
habisnya bingung membuat endingnya.
Kalau sedang menulis, terdengarlah suara ketukan mesin ketikna, jrek…jrek…jrek…
dengan irama dan tempo tidak jelas.
Sekarang sih,
sudah memakai komputer, smooth-lah!
Tidak usah takut salah tulis. Genrenya
pun berbeda, lebih condong ke esai. Tidak tahu kenapa ya? Pingin sih buat
cerpen bagus, kemampuan dan inspirasi belum muncul. Unek-unek lebih bisa
disalurkan dalam bentuk esai. Sekarang ini, esai is the best for me.
Tunggu…
ternyata sewaktu saya baca rincian tentang manfaat menulis Ternyata manfaat
menulis LUAR BIASA. Tidak terpikir
sebelumnya. Menulis melatih kepekaan, menyalurkan emosi dan perasaan, serta
membuat tubuh langsing. Termasuk kebiasanku (dulu sewaktu SMP) yaitu menulis
kejadian tidak menyenangkan pada selembar kertas and then kita hancurkan kertas
itu. Konon, emosi negatif kita ikut terbuang.
MELUKIS. Pernah
tidak ya saya melakukan kegiatan ini, karena bagi saya melukis adalah menggambar melalui media
kanvas, cat minyak, serta palet. Sepertinya tidak pernah. Tapi kalau menggambar
menggunakani pensil, cat air, pensil warna, krayon pasti pernah.
Sewaktu
SD hobi saya menggambar orang (perempuan
cantik). Tetap saja harus diakui kemampuan saya biasa saja. Lho, bukankah yang
penting kita enjoy. Sepertinya sensasi seperti itulah yang saya rasakan. Tidak
peduli meski guru menggambarku galak.
Ilmu teori menggambar paling ban yak kudapat
saat SMP. Mulai dari membuat gradasi,
warna sembur dari sikat dan sisir, memotong-motong warna, bentuk-bentuk
geometris, cara menggores pensil, titik sudut, mengaplikasi pada berbagai
benda, lukisan bubur kertas, mencampur warna dll. Jadi ternyata banyak sekali.
Walhasil, saat SMA nilai kesenianku (menggambar) di atas rata-rata, padahal
kemampuanku ya …. Terima kasih Pak Pur, guru kesenian saya nan galak dan
pintar!
Sekarang baru
bisa dipahami alasan saya suka mengecat, bukankah itu sama-sama menggunakan
kuas dan bermain warna? Beberapa kali ganti warna dinding kamar tidur, saya
kerjakan sendiri.
MENDENGARKAN/
MEMAINKAN MUSIK adalah 2 hal yang sangat
berbeda bagiku. Entah kenapa saya payah sekali memainkan alat musik, sense dan feelingnya tidak dapat juga. Tapi jangan ditanya kalau soal
mendengarkan musik. Tiada hari tanpa musik.
Saya jadi teringat ucapan seorang
rekan kalau kepekaan musik kita khan tidak harus berwujud bermain alat, tetapi
mendengarkan pun termasuk di dalamnya.
Mendengarkan musik
untuk menyemangati diri pernah beberapa kali saya lakukan. Atau pernah juga saya
sengaja menyetel musik metal keras-keras dan percaya atau tidak, saya merasa
darah mengalir kencang di dalam pembuluh-pembuluh darah. Itu duluuuuuuu …
sekali saat masih ABG. Sekarang sih tidak berani nekat menganggu tetangga
dengan keberisikan. Takut kualat. Lebih banyak mudharatnya daripada kebaikannya.
Mungkin musik
cuma pelengkap. Mungkin tidak pernah jadi aktivitas primer, namun musik membuat
kita siap melakuakn aktivitas saat itu. Siang tadi bubuhannya menyetel musik
dengan settinggan sound yang oke. Hasilnya : suasana lebih semarak, pikiran dan
fisik lebih santai dan siap mengoreksi hasil ujian siswa.
MENARI tidak
pernah ada dalam kamusku. Badan saya kaku. Tidak ada wahana serta tidak ada
kewajiban yang berhubungan dengan olah seni gerak ini membuatku jauh dari kegiatan tari. Yang pasti saya percaya kalau menari membuat
badan bugar dan pikiran jernih.
MENONTON
TELEVISI pernah menjadi sasaran utama penghilang bosan. Sekarang tidak begitu
lagi excited karena 1) di rumah harus
bersaing dengan ponakan, saudara, dan ipar; 2) tidak bisa bisa nonton malam
padahal acara yang lumayan bagus justru malam; 3) acara-acara sekarang tidak
terlalu menarik minatku. Acara fave-ku gossip, news, and music. Sekarang mah! jarang
nonton televisi. Apalagi ada penelitian mengatakan jika kita terlalu sering
menonton televise, kebahagiaan kita justru semakin berkurang,
BERKEBUN. Kata orang jika tidak jarang berhasil bercocok
tanam berarti orang iru bertangan panas.
Jagung, cabai, rempah-rempah, dan tanaman hias pernah menjadi buah karya saya.
Senang sekali menlihat sesuatu yang kita tanam berbuah atau berbunga.Meski
kadang sukses, kadang tidak menanan, tapi memang enak kok menanam sesuatu dan
merawatnya. Tanaman itu seolah menjadi teman yang harus kita perhatikan. Banyak
keuntungannya : menghijaukan bumi, melatih tanggung jawab dan relaksasi
tentunya.
BEROLAHRAGA.
Setiap hari libur tiba, acara rutin saya adalah berjalan kaki, apalgi setelah
pindah ke lokasi tempat tinggal yang baru. Tetangga saya cuma 3 (bakal menjadi
4). di sekeliling rumah adalah tempat terbuka. Ora et Labora.
MENGISI TTS.
ini kebiasaan saya dulu. Bagaimanan tidak, setiap saat tersedia buku TTS baru
di rumah. Jika habis, maka ayah saya akan membelikan buku TTS baru untuk ibu
saya. Mengisi TTS membuat otak terlatih dan saran pengisi waktu yang baik
daripada melamun dan bergosip,misalnya, ya khan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar